Minggu, 22 Juli 2007

MAS?........APA KESALAHAN SAYA?...........

22 JULI 2007. MAS?....APA KESALAHAN SAYA?............ROSWIDH

LAGU ...........' TAPI BUKAN AKU".

22 JULI. TOLONG KIRIM LAGU " TAPI BUKAN AKU" ......BY KERISPATIH
MUNGKIN DAPAT KUSIMAK .......DAN KUPAHAMI ........LAGU INI ........SEDIH.........DAN AKHIRNYA ...MENANGIS .........AKU SAYANG?............ROSWIDH

DIMANA KAU BERADA.....TANGANKU?.KUMISKU?..

22 JULI 2007 MALAM SENIN. DIMANA KEBERADAAN MU SEKARANG ...........SAYANG?

DIMANA KAU BERADA .TANGANKU?....KUMISKU?

INGAT KATA-KATA INI?

"AKU GAK BERUBAH SAYANG............?" ROSWIDH

DIMANA KAU BERADA TANGANKU....., KUMISKU

3 HARI DIMANA KEBERADAAN MU.......?
DIMANA KAU BERADA TANGANKU.?...., KUMISKU.....?
INGAT KATA-KATA INI.........
"AKU GAK BERUBAH SAYANG?"

MENULIS BUKU DAN ARTIKEL

DARI ROSWIDH : MATERI MENULIS BUKU DAN ARTIKEL SUMBERNYA DARI INTERNET

Tips menulis bagi pemulaOleh : Haryo Bagus Handoko

Tutorial Menulis Buku dan Artikel
Monday January 29, 2007
Simak Beberapa Kiat dan Tips Menulis Berikut . . .
Bagi Anda yang ingin memulai menulis sebagai karir utama atau sekedar hobi untuk mengisi waktu luang, berikut ini beberapa tips yang mungkin akan membantu Anda. Tulisan ini dibuat bukan untuk maksud sok menggurui, tapi dibuat sekedar untuk berbagi pengalaman dengan para pembaca yang berkeinginan untuk menekuni dunia tulis menulis. Penulis artikel ini yakin bahwa banyak di antara pembaca yang mungkin membaca artikel ini jauh lebih mahir dan lebih mumpuni pengetahuan dan keahliannya dalam bidang tulis menulis. Baiklah berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan dan bisa dijadikan pedoman untuk memulai sebuah tulisan.1. Tetapkanlah suatu ide dasar / tema dari tulisan Anda. Kembangkan ide tersebut dalam suatu kerangka pemikiran / kerangka tulisan, yaitu buatlah semacam skema / bagan alur mengenai tulisan yang hendak dibuat. Banyak orang yang menyebut skema ini dengan “PARADIGMA TULISAN”.2. Setelah membuat skema / paradigma tulisan, mulailah lakukan sedikit riset (banyak juga akan semakin bagus). Riset bisa berawal dari tulisan di buku-buku, berita di televisi, artikel-artikel yang menunjang baik di koran maupun dari internet. Riset juga bisa pula didukung dengan informasi dari narasumber, yaitu orang yang berkompeten di bidang kajian yang akan menjadi bahan penulisan kita. Pengambilan data dari narasumber bisa dengan metode random sampling (metode pemilihan narasumber/responden secara acak), snowball sampling (metode pemilihan narasumber/responden dari mulut ke mulut, dimana jumlah responden akan bertambah banyak ; misal kita datangi si A, lalu kita wawancara, kita mintai pendapatnya tentang topik yang akan menjadi bahan tulisan kita, lalu kita tanyai si A, siapa lagi yang bisa kita datangi untuk kita mintai informasi. Misalnya si A menyebutkan nama teman-temannya yang juga ahli di bidang itu, misalnya si B, si C dan si D. Maka selanjutnya kita datangi si B, si C dan si D untuk mengorek keterangan lebih lanjut, demikian seterusnya hingga jumlah responden semakin lama semakin banyak dan data/keterangan serta informasi yang kita butuhkan semakin valid dan teruji kebenarannya). Bisa juga kita melakukan survei, seluruh responden/narasumber yang berkompeten dalam bidang tersebut (100% semuanya kita wawancarai) kita minta keterangan tentang topik yang akan menjadi bahan tulisan kita. Metode survei ini meskipun bisa menghasilkan data awal yang cukup valid, namun membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Dari ketiga metode pengumpulan data di atas, terserah kepada pembaca untuk memilih mana yang terbaik.3. Dari hasil riset dan wawancara dengan nara sumber, mulailah untuk memilah-milah dan melakukan penggolongan informasi tersebut dalam beberapa kategori. Tiap versi yang berbeda dari hasil riset belum tentu salah 100%, namun perlu kita telaah lebih jauh dan kita lakukan analisa berdasarkan cara berpikir secara sistematis dan logis. Mungkin saja potongan-potongan informasi tersebut merupakan secuil saja dari sejumlah besar informasi yang bila kita gabung-gabungkan dan kita analisa secara mendalam akan menghasilkan suatu gambaran global (the big picture) dari suatu masalah / topik yang akan kita bahas. Bahasa sederhananya, yaitu kita ibaratnya mencari potongan-potongan informasi seperti halnya kalau kita mengumpulkan potongan kepingan gambar dalam permainan puzzle, lalu kita akan satukan potongan-potongan kecil itu pelan-pelan (gak usah terburu-buru, karena hasilnya tentu kurang bagus dan bisa saja analisa kita menjadi salah dan tulisan kita tidak valid), hingga akhirnya kita akan memperoleh hasil akhir yaitu gambar utuh yang bisa kita pahami. Ooo ternyata ini gambar sapi toh ? Kalau kita melihat sesuatu hanya sepotong sepotong lalu buru-buru kita lakukan analisa tentu analisa kita bisa saja salah bukan ?4. Dalam melakukan pembahasan dalam tulisan kita (memulai menulis), bisa saja kita membahas mulai dari hal-hal yang global dulu, baru kemudian sampai ke hal-hal yang kecil/detil. Namun bisa juga kita mulai dari hal-hal yang kecil (potongan-potongan informasi yang berhasil kita kumpulkan) baru kita satukan dan kita bahas hingga kita bisa menyimpulkan gambaran global / keseluruhan pandangan dari suatu masalah (misalnya, dari pembahasan mengenai, buntut, kaki, perut, kepala, telinga, mulut, mata dan hidung, akhirnya kita sampai pada pembahasan mengenai makhluk apa yang kita bahas tadi. Ooo ternyata ini sapi !). Metode pembahasan dan penulisan mulai dari hal-hal kecil / potongan-potongan informasi yang kemudian disatukan dalam suatu kesimpulan akhir tentang sesuatu itu, biasa kita temui dalam tulisan-tulisan novel atau bahkan film misteri yang kita tontong di bioskop atau televisi.5. Mengenai alur waktu kita bercerita (misal dalam penulisan cerpen atau novel), bisa kita menggunakan alur runtut (dari awal sampai akhir waktunya urut dan runtut/berkesinambungan), flash back (penceritaan dimulai dari bagian akhir dulu, kemudian baru diceritakan dari awal asal mula kok bisa terjadi seperti yang di bagian akhir itu), atau bahkan alur cerita gabungan antara alur cerita yang urut dengan alur cerita yang flash back. Namun alur cerita gabungan, bila kita tidak pandai-pandai mengolah kata dalam tulisan kita, bisa-bisa kita malah membingungkan para pembaca (ingat tidak semua pembaca yang membaca tulisan yang kita buat adalah orang dengan kecerdasan yang mencukupi, karena mungkin saja ada beberapa dari mereka yang agak telmi/telat mikir. Oleh sebab itu lebih baik tulisan dan gaya bercerita atau penyajian tulisan kita seharusnya dibuat sesederhana mungkin dan bisa dimengerti oleh semua orang. Hindari bahasa-bahasa para pejabat yang pakai istilah-istilah adaptasi dari bahasa asing yang sok keren, pakailah istilah dalam bahasa Indonesia yang mudah dimengerti).6. Mengenai gaya bercerita, sebaiknya kita memakai gaya bercerita kita sendiri, dengan kata-kata yang sederhana, mudah dimengerti, pembahasan jangan terlalu berbelit-belit, pakailah perumpamaan-perumpamaan yang mudah untuk menjelaskan sesuatu yang mungkin sedikit rumit, sehingga dengan adanya perumpamaan itu para pembaca bisa terbantu untuk memahami apa yang kita maksud. Dalam menulis, sebaiknya kita tidak perlu terlalu kaku dalam hal pemilihan diksi (pemilihan kosa kata), bisa saja kita pakai bahasa gado-gado (Indonesia-Jawa), walaupun tidak selalu disarankan. Pendek kata, kita menjadi diri sendiri saat kita menulis sesuatu. Jangan pernah berusaha meniru gaya bercerita orang lain dari tulisan tertentu yang pernah kita baca. Tiap orang adalah pribadi yang unik, yang memiliki ciri khas dan tentu saja cara bercerita dan cara penyampaian isi pikirannya tentu akan berbeda-beda. Justru dengan ciri khas gaya penulisan dan cara bercerita kita yang unik itulah, maka akan menjadi semacam kekhasan kita (bahasa kerennya “trade mark kita”). Seperti halnya dalam dunia musik, setiap penyanyi tentu punya style/gaya dan penampilan serta genre (tema musik) yang tersendiri.7. Tema apa yang bisa kita sajikan dalam tulisan kita ? Mulai saja dengan menulis sesuatu yang sederhana yang ada di sekeliling kita. Para penulis bisa saja mengambil topik mengenai pengetahuan ilmiah, pengetahuan umum, hobi dan ketrampilan, tutorial perbengkelan/otomotif, keagamaan, pengalaman hidup yang membawa hikmah, tutorial memasak, tutorial komputer, tutorial HP, tutorial bercocok tanam/tanaman hias, tutorial desain atau bahkan tentang tips dan tutorial mengenai tata rias kecantikan, berbagai macam humor seputar dunia sekolah, kekonyolan teman, kehidupan di rumah, diri kita sendiri, atau bahkan obyek benda mati yang paling remeh sekalipun (sebagai obyek penderita yang kemudian dianggap seakan-akan sebagai makhluk hidup yang mempunyai perasaan dan emosi. Di situlah kemampuan kita untuk menceritakan segala hal maupun kejadian yang terjadi di sekitar obyek benda mati tersebut, sehingga seakan-akan obyek benda mati tersebut sebagai saksi hidup yang bisa menceritakan segala hal yang terjadi dari sudut pandang si benda mati itu. Dengan kata-kata dan diksi yang tepat dan berkesan lugu dan polos, untuk menggambarkan setiap kejadian dan berbagai hal yang terjadi maka semua gambaran ilustrasi dalam bentuk cerita itu sudah bisa disebut sebuah karya cerita pendek yang cukup unik). Baiklah, misalnya saja kita tetapkan saja kertas tissue toilet sebagai obyek yang akan kita bahas. Kita pura-puranya memposisikan diri kita sebagai kertas tissue toilet tersebut, lalu kita bisa berangan-angan/membayangkan dan tentu saja berimajinasi apa saja yang akan dilakukan orang dengan kertas tissue toilet tersebut. Tentu saja akan muncul berbagai “versi” cara orang menggunakan kertas tissue toilet tersebut, dan bahkan mungkin ada orang yang tidak menggunakan kertas tissue toilet itu sebagaimana fungsinya. Kita bisa juga membayangkan dan membahas tentang berbagai tipe orang yang masuk ke kamar kecil / toilet (tempat kertas tissue itu berada), mulai dari orang yang lemah lembut, grusa-grusu, sampai orang yang jorok sekalipun. Semakin unik dan semakin polos kita menggambarkan sesuatu yang berhubungan dengan kertas tissue dengan orang-orang yang menjadi pengunjung toilet, serta semakin kita bisa membawa pembaca untuk lebih “menghayati” akan “penderitaan” si kertas tissue, berarti tulisan kita sudah cukup komunikatif dengan para pembaca. 8. Bagi penulis yang tema tulisannya lebih banyak ke masalah teknis atau tutorial mengenai suatu topik tertentu, misalnya tentang Hand Phone atau komputer, tulisan tentang resep masakan, atau yang lainnya, sangat disarankan agar tulisan sebaiknya diberi ilustrasi/gambar pendukung baik gambar buatan tangan ataupun mungkin foto-foto pendukung yang “bisa memberikan gambaran” kepada para pembaca agar tulisan kita lebih komunikatif dan interaktif dengan para pembaca yang mungkin masih awam.9. Jangan terlalu tegang dan takut salah, santai saja saat kita akan memulai menulis tentang sesuatu. Biasakan membawa buku/notes kecil atau bahkan beberapa helai potongan kertas dan bolpoin kemanapun kita pergi. Atau bahkan mungkin flash disk bagi yang mampu membelinya, Siapa tahu kita bertemu dengan hal-hal yang bisa menjadi ide untuk bahan tulisan kita, maka kita akan dengan mudah membuat poin-poin penting yang bisa dicatat di selembar kertas yang kita bawa tadi. Atau bahkan orang / kenalan yang membawa laptop yang berisi data-data/bahan-bahan yang bisa mendukung isi tulisan kita, jadi kalau kita membawa flash disk, kita bisa meminta ijin untuk mengcopy file-file data pendukung yang mungkin dimiliki orang/teman kita di komputer laptopnya. Saat menulis jangan pernah membatasi sampai berapa halaman isi tulisan kita, karena biasanya para editor di koran, majalah atau penerbit pasti akan selalu mengedit tulisan kita. Dalam banyak kasus, tulisan kita yang semula pendek bisa disulap oleh penerbit menjadi tulisan yang sangat panjang dan detil, atau bahkan sebaliknya. Ini sesuai dengan pengalaman penulis artikel ini yang pernah mengirimkan naskah tulisan ke majalah HAI dan majalah INFO KOMPUTER. Di majalah HAI, artikel humor penulis yang saat itu panjangnya satu setengah halaman, bisa disulap oleh editor majalah HAI menjadi cukup dua alinea saja tanpa mengurangi makna isinya. Di majalah INFO KOMPUTER, naskah artikel penulis yang semula hanya tiga perempat halaman bisa disulap oleh redaksi/editor majalah INFO KOMPUTER menjadi dua halaman penuh yang dilengkapi pula dengan ilustrasi foto capture dari layar desktop komputer. 10. Jangan pernah memperkirakan atau mematok harga mati berapa honor yang seharusnya kita terima, karena tiap media cetak atau penerbit memiliki patokan harga yang berbeda-beda. Ada yang memberikan patokan honor berdasarkan jumlah artikel / topik artikel yang dimuat (dimana per artikel dihargai mulai dari Rp 80.000,- s/d Rp 100.000,- ; ini untuk media dalam negeri/Indonesia. Media asing seperti beberapa majalah di Australia dan Amerika bahkan bisa memberikan honor yang lebih tinggi yaitu antara Rp 500.000,- hingga Rp 1.000.000,- per artikel yang dimuat ; nominal mata uang sebenarnya dalam dolar dan tentu saja setelah ditransfer ke rekening kita akan berubah menjadi rupiah). Ada pula beberapa media majalah yang memberikan patokan honor berdasarkan jumlah halaman cetak jadi yang dimuat di majalah tersebut dimana per halaman untuk tulisan yang dimuat dihargai antara Rp 70.000,- s/d Rp 100.000,-. Jadi kalau tulisan artikel kita yang tadinya pendek karena diketik dalam 1 spasi atau satu setengah spasi dengan total halaman 2 lembar misalnya, bisa jadi setelah diedit dan dilayout oleh tim redaksi majalah, tulisan kita bisa disulap menjadi 4 hingga 6 halaman atau bahkan mungkin dipersingkat menjadi kurang dari naskah aslinya. Jadi semuanya tergantung dari kebijakan tim redaksi majalah yang kita kirimi naskah artikel kita. Biasanya, bila naskah artikel kita dimuat di suatu majalah kita akan diberikan edisi majalah yang memuat tentang tulisan kita secara gratis (disamping honor yang kita terima). Namun jangan terlalu banyak berharap karena tidak semua media cetak mempunyai kebijakan seperti itu. Bila tujuan kita menulis bukan untuk dimuat di majalah atau koran, melainkan untuk diterbitkan dalam bentuk buku, dari hasil obrolan dengan para penerbit, biasanya para penerbit memberikan royalti (hak cipta) yang dinilai dalam bentuk uang yang nominalnya biasanya sebesar 6% - 10% dari total penjualan / cetakan yang biasa dibayarkan setiap penerbit mencetak dan menerbitkan buku tulisan kita. Ada penerbit yang sekali cetak bisa berani mencetak ratusan buku atau bahkan ada yang sekali cetak bisa sampai 1000 buku atau bahkan lebih. Semua tergantung ke masing-masing penerbit. Dalam komunikasi dengan penerbit, kita bisa berkomunikasi dengan telepon (untuk penerbit luar kota) atau mendatangi langsung ke alamat penerbit. Sedangkan untuk pengiriman naskah karya tulis kita bisa lewat pos, lewat e-mail atau bahkan diserahkan langsung dengan dibawa sendiri ke penerbit. Ada penerbit yang hanya meminta versi digital tulisan kita (dalam bentuk file Ms-Word atau RTF) yang disimpan di disket atau CD atau dikirim lewat e-mail, dan ada pula yang bahkan meminta baik versi digital tulisan kita (dalam bentuk file Ms-Word atau RTF yang disimpan di disket atau CD) maupun versi cetaknya (yang dicetak/di-print di kertas folio atau A4). Semuanya tergantung dari kebijakan masing-masing penerbit. Untuk itulah sebaiknya kita melakukan konfirmasi dan negosiasi dulu dengan penerbit tentang bentuk dan format naskah tulisan kita serta cara pengirimannya.
* * *

Tips Mengirim Naskah Artikel ke Media Massa
Sebagai penulis tentunya kita dituntut untuk selalu produktif dalam menghasilkan berbagai karya tulisan, baik itu yang berupa cerita fiksi, atau bahkan tulisan yang sifatnya informatif, seperti artikel mengenai cara berkebun, artikel resep masakan, maupun artikel mengenai segala hal yang berhubungan dengan teknologi, misalnya saja artikel tentang berbagai tips dan pembahasan mengenai software komputer terkini. Ingatlah bahwa tulisan kita bisa "dijual" dan bermanfaat bagi masyarakat secara luas. Tentu kita tidak ingin bahwa tulisan dan naskah karya kita hanya menumpuk begitu saja di rumah, atau bahkan di hard disk komputer kita tanpa berdaya guna apa-apa. Buat apa produktif kalau kita tidak bisa menghasilkan "uang", sesuatu yang bisa sekedar menjadi insentif bagi kita untuk terus berkarya. Memang segala kegiatan tulis menulis tidak sepenuhnya harus melulu bersangkut paut dengan uang, namun tentunya sebagai penulis kita juga membutuhkan penghasilan untuk dapat terus "hidup" dan "eksis" melalui tulisan-tulisan kita. Honor yang kita dapat dari menulis selanjutnya bisa kita gunakan untuk berbagai keperluan riset, misalnya, atau paling tidak untuk membiayai pengeluaran "perangko" atau untuk membiayai "ongkos mengirim artikel melalui internet di warnet". Oleh karena itulah, sedapat mungkin setiap naskah tulisan kita hendaknya berbobot, berkualitas dan bernilai "jual" sehingga bisa layak dimuat di berbagai media massa baik lingkup nasional maupun internasional.Karena dewasa ini dunia internet sudah begitu akrab di kalangan para penulis dan banyak membantu dalam pengiriman naskah artikel dengan biaya yang lebih murah, cepat dan efisien, maka dalam artikel tips kali ini akan dimuat beberapa alamat e-mail redaksi media massa mulai dari surat kabar, tabloid hingga majalah. Semoga alamat-alamat e-mail ini cukup berguna bagi para penulis yang ingin "mengadu nasib" mengirimkan naskah-naskah artikelnya. Naskah artikel bisa dilampirkan sebagai file attachment (file lampiran) dalam e-mail yang kita kirim ke redaksi media massa. Tentunya di e-mail yang kita kirim tersebut, sebaiknya kita berikan surat pengantar yang berisikan mengenai data pribadi kita, seperti nama, alamat, pendidikan terakhir penulis, minat dan spesialisasi penulis, nomor telepon, alamat e-mail hingga nomor rekening bank untuk menampung honor dari media massa bila tulisan kita dimuat. Biasanya kita baru akan menerima respon atau konfirmasi dimuat tidaknya karya tulis kita antara 1 hingga 2 bulan semenjak tanggal pengiriman naskah artikel.

KRISIS AIR

BILA TIDAK HATI-HATI, 2025 INDONESIA KRISIS AIR

Sungguh mengerikan bila Indonesia yang dikenal kaya dengan sumber alam termasuk air pada tahun 2025 bisa krisis air. “Ingat, saya Presiden RI sudah memberikan warning, bila tidak hati-hati akan masalah air menyangkut menjaga lingkungan sebagai tempat air maka tidak bisa dipungkiri lagi pada tahun 2025 Indonesia akan krisis air,” tegas Presiden RI Megawati Soekarnoputri, saat mencanangkan dimulainya pembangunan Irigasi Leuwigoong di Garut (25/06). Apalagi bila harus mengolah air laut menjadi air minum, bak di negara Timur Tengah.

Kemungkinan hal ini memang dianggap tidak mungkin oleh masyarakat. Tetapi ini mungkin saja terjadi mengingat sumber mata air dan sungai-sungai serta hutan atau catchment area di Indonesia sudah semakin berkurang. “Kerusakan alam semakin mengkhawatirkan. Sungai-sungai sudah berubah warna,” katanya. Akibatnya, polusi pun tidak bisa tertanggulangi lagi oleh pohon-pohon penahan. “Karenanya saya selalu mengingatkan jangan sembarangan dengan air,” tambahnya.

Fatalnya lagi, pendidikan akan manfaat dan asal usul air tidak diajarkan di keluarga. “Para ibu-ibu, mulai sekarang harus mengingatkan anak-anaknya akan arti penting air,”kata Mega. Hal ini penting mengingat air itu adalah sumber kehidupan dan merupakan rahmat Tuhan yang tidak bisa diproduksi oleh manusia dengan teknologi apapun. Karena, kondisi masyarakat sekarang cenderung menganggap enteng masalah air sebab dirasakan sudah akan selalu ada dan tersedia. “Padahal kalau karunia itu tidak dimanfaatkan dengan baik, akibatnya akan merusak diri kita sendiri,” tambahnya disambut tepuk tangan hadirin.

Megawati yang hadir didampingi oleh Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Soenarno, Wakil Gubernur Jabar Nukman Hakim, Taufik Kiemas dan anggota DPR Pramono Anung. Berharap agar irigasi semi teknis yang dibangun ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dalam rangka menunjang ketahanan pangan.

Dirinya berharap partisipasi masyarakat bisa dibuktikan secara nyata bila ingin pembangunannya dipercepat pelaksanaan dan fungsionalnya. “Sering terjadi saat pembangunan akan dimulai maka kendala pembebasan lahan terjadi. Rakyat tahun tanahnya akan dibeli oleh Pemerintah langsung menaikkan harga tanahnya setinggi mungkin,” ungkapnya. Selain itu, Mega juga mengingatkan agar masalah sertifikasi dapat segera diselesaikan warga supaya kejelasan status tanah yang nantinya menyangkut masalah harga bisa jelas.

Pembangunan Irigasi Leuwigoong ini yang telah direncanakan pembangunannya sejak tahun 1990, akan selesai dalam tiga tahun mendatang yaitu sekitar tahun 2007. Irigasi yang merupakan integrasi dari irigasi teknis, semi teknis, pedesaan dan tadah hujan ini akan mencakup areal pengembangan seluas 6.394 ha di 10 Kecamatan yang berada di Kabupaten Garut, dan akan dinikmati paling tidak oleh 170.000 KK. Dibangun dengan dana sebesar Rp 175 miliar terdiri dari Rp 140 miliar untuk bangunan fisik dan Rp 35 miliar untuk biaya pembebasan tanah. Sedangkan sumber air Irigasi berasal dari Sungai Cimanuk, Cibuyutan dan dua sungai kecil lainnya.

Begitu pentingnya air sebagai sumber kehidupan ini juga dinyatakan oleh Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Soenarno dalam sambutannya. Dirinya menjelaskan bahwa untuk menjaga sumber air di Irigasi ini diharapkan sekali kerjasama warga dalam menjaga sumber mata air jangan sampai hilang. Sementara pengelolaannya akan diserahkan kepada kelompok masyarakat (mitra cai) dibawah bimbingan teknis dari Depkimpraswil.

Hal serupa juga ditegaskan oleh Dirjen Sumber Daya Air Basuki Hadimoelyono. Basuki sangat berharap agar sungai yang menjadi sumber mata air irigasi jangan sampai rusak. “Kalau selama ini sungai dianggap sebagai tempat pembuangan akhir, budaya itu harus diubah dengan menjaga kelestarian dan kebersihan sungai,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Megawati memberikan bantuan kepada masyarakat berupa 20 unit pompa untuk Irigasi dan 5 buah mobil tangki air bersih. Upaya memberikan bantuan air bersih ini tidak lain dimaksudkan agr masyarakat dapat hidup lebih sehat dan layak.

Semenjak tahun 2001, Depkimrpaswil melalui program Subsidi Air Bersih (SB-AB) yang diperuntukan bagi penyediaan air di perdesaan dan kawasan kumuh perkotaan telah mampu menyediakan air bagi 3.900 desa rawan air bersih, dan masih tersisa 6.500 desa yang masih harus dijangkau. Untuk itu, Soenarno mengharapkan agar ditahun mendatang paling tidak 1.500 desa bisa terlayani tiap tahunnya. “Dengan demikian pada tahun 2009 seluruh desa sudah bisa terlayani air bersih,” katanya.

Usai melakukan kunjungan kerja di Garut selama lebih kurang 1 jam, Megawati dan rombongan langsung menuju Kabupaten Kuningan untuk meresmikan Agropolitan dan memberikan bantuan pertanian. (cm/eko)

Pusdatin
25062004

THALITHA SABRINA

MAMA............... CHATTING ITU SUKA BOHONG!

MAS APA KESALAHAN SAYA?

POLA PIKIR DALAM MANAGEMENT WAKTU

NARKOTIKA

BERBUAT BIADAB TANPA MERASA DIRI BERSALAH
ADALAH SALAH SATU PENGARUH PENYALAH GUNAAN GANJA DAN NARKOTIKA