Minggu, 22 Juli 2007

KRISIS AIR

BILA TIDAK HATI-HATI, 2025 INDONESIA KRISIS AIR

Sungguh mengerikan bila Indonesia yang dikenal kaya dengan sumber alam termasuk air pada tahun 2025 bisa krisis air. “Ingat, saya Presiden RI sudah memberikan warning, bila tidak hati-hati akan masalah air menyangkut menjaga lingkungan sebagai tempat air maka tidak bisa dipungkiri lagi pada tahun 2025 Indonesia akan krisis air,” tegas Presiden RI Megawati Soekarnoputri, saat mencanangkan dimulainya pembangunan Irigasi Leuwigoong di Garut (25/06). Apalagi bila harus mengolah air laut menjadi air minum, bak di negara Timur Tengah.

Kemungkinan hal ini memang dianggap tidak mungkin oleh masyarakat. Tetapi ini mungkin saja terjadi mengingat sumber mata air dan sungai-sungai serta hutan atau catchment area di Indonesia sudah semakin berkurang. “Kerusakan alam semakin mengkhawatirkan. Sungai-sungai sudah berubah warna,” katanya. Akibatnya, polusi pun tidak bisa tertanggulangi lagi oleh pohon-pohon penahan. “Karenanya saya selalu mengingatkan jangan sembarangan dengan air,” tambahnya.

Fatalnya lagi, pendidikan akan manfaat dan asal usul air tidak diajarkan di keluarga. “Para ibu-ibu, mulai sekarang harus mengingatkan anak-anaknya akan arti penting air,”kata Mega. Hal ini penting mengingat air itu adalah sumber kehidupan dan merupakan rahmat Tuhan yang tidak bisa diproduksi oleh manusia dengan teknologi apapun. Karena, kondisi masyarakat sekarang cenderung menganggap enteng masalah air sebab dirasakan sudah akan selalu ada dan tersedia. “Padahal kalau karunia itu tidak dimanfaatkan dengan baik, akibatnya akan merusak diri kita sendiri,” tambahnya disambut tepuk tangan hadirin.

Megawati yang hadir didampingi oleh Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Soenarno, Wakil Gubernur Jabar Nukman Hakim, Taufik Kiemas dan anggota DPR Pramono Anung. Berharap agar irigasi semi teknis yang dibangun ini bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dalam rangka menunjang ketahanan pangan.

Dirinya berharap partisipasi masyarakat bisa dibuktikan secara nyata bila ingin pembangunannya dipercepat pelaksanaan dan fungsionalnya. “Sering terjadi saat pembangunan akan dimulai maka kendala pembebasan lahan terjadi. Rakyat tahun tanahnya akan dibeli oleh Pemerintah langsung menaikkan harga tanahnya setinggi mungkin,” ungkapnya. Selain itu, Mega juga mengingatkan agar masalah sertifikasi dapat segera diselesaikan warga supaya kejelasan status tanah yang nantinya menyangkut masalah harga bisa jelas.

Pembangunan Irigasi Leuwigoong ini yang telah direncanakan pembangunannya sejak tahun 1990, akan selesai dalam tiga tahun mendatang yaitu sekitar tahun 2007. Irigasi yang merupakan integrasi dari irigasi teknis, semi teknis, pedesaan dan tadah hujan ini akan mencakup areal pengembangan seluas 6.394 ha di 10 Kecamatan yang berada di Kabupaten Garut, dan akan dinikmati paling tidak oleh 170.000 KK. Dibangun dengan dana sebesar Rp 175 miliar terdiri dari Rp 140 miliar untuk bangunan fisik dan Rp 35 miliar untuk biaya pembebasan tanah. Sedangkan sumber air Irigasi berasal dari Sungai Cimanuk, Cibuyutan dan dua sungai kecil lainnya.

Begitu pentingnya air sebagai sumber kehidupan ini juga dinyatakan oleh Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Soenarno dalam sambutannya. Dirinya menjelaskan bahwa untuk menjaga sumber air di Irigasi ini diharapkan sekali kerjasama warga dalam menjaga sumber mata air jangan sampai hilang. Sementara pengelolaannya akan diserahkan kepada kelompok masyarakat (mitra cai) dibawah bimbingan teknis dari Depkimpraswil.

Hal serupa juga ditegaskan oleh Dirjen Sumber Daya Air Basuki Hadimoelyono. Basuki sangat berharap agar sungai yang menjadi sumber mata air irigasi jangan sampai rusak. “Kalau selama ini sungai dianggap sebagai tempat pembuangan akhir, budaya itu harus diubah dengan menjaga kelestarian dan kebersihan sungai,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Megawati memberikan bantuan kepada masyarakat berupa 20 unit pompa untuk Irigasi dan 5 buah mobil tangki air bersih. Upaya memberikan bantuan air bersih ini tidak lain dimaksudkan agr masyarakat dapat hidup lebih sehat dan layak.

Semenjak tahun 2001, Depkimrpaswil melalui program Subsidi Air Bersih (SB-AB) yang diperuntukan bagi penyediaan air di perdesaan dan kawasan kumuh perkotaan telah mampu menyediakan air bagi 3.900 desa rawan air bersih, dan masih tersisa 6.500 desa yang masih harus dijangkau. Untuk itu, Soenarno mengharapkan agar ditahun mendatang paling tidak 1.500 desa bisa terlayani tiap tahunnya. “Dengan demikian pada tahun 2009 seluruh desa sudah bisa terlayani air bersih,” katanya.

Usai melakukan kunjungan kerja di Garut selama lebih kurang 1 jam, Megawati dan rombongan langsung menuju Kabupaten Kuningan untuk meresmikan Agropolitan dan memberikan bantuan pertanian. (cm/eko)

Pusdatin
25062004

Tidak ada komentar: